Mencuci pinggan

"Saya suka cuci pinggan" kata gadis cilik itu.

"Mengapa?" tanyaku kehairanan.

"Kerana saya suka melihat keajaiban setelah mencuci. Pinggan yang tadinya kotor dan berminyak menjadi bersih dan berkilau. Menghairankan....." jawapnya dengan kedua bola mata yang berpinar indah.

Keajaipan dalam mencuci pinggan. Wahaha! sungguh tak pernah terfikir olehku. Keajaiban dalam hal yang sangat sederhana. Dan keajaiban tidak semata suatu peristiwa yang luar biasa, yang menakjubkan, yang menjadi buah mulut orang. Keajaiban itu sangatlah sederhana dan dapat dinikmati bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Ternyata, hidup kita ini dikelilingi oleh banyak keajaiban. Perasankah anda?

Maka kita yang saat ini sedang mengejar keajaiban, mengharapkan dan merindukan keajaiban, tetapi merasa kecewa dan putus asa kerana tak pernah menemukannya, mungkin kita perlu belajar dari gadis cilik itu. Dengan tangan mungilnya, dia dengan tekun mencuci pinggan makannya dan menemukan keajaiban yang dicari banyak orang saat menikmati hasil kerjanya. Dari piring yang kotor menjadi piring yang berkilau.

"Saya suka mencuci piring, kerana saya suka melihat keajaiban setelah mencuci....."

Keajaiban setelah mencuci. Keajaiban setelah bekerja keras membersihkan sisa-sisa lemak dan menggosok piring makannya sendiri. Keajaiban setelah berusaha.....

Mengapa kita seringkali hanya duduk diam menunggu keajaiban itu datang dengan sendirinya? Tidakkah keajaiban itu pun memerlukan langkah kerja yang tidak ringan? Mengapa seringkali kita merasa kecewa kerana diremehkan atau di anggap tidak ada? Tidakkah kita sendiri yang perlu membuktikan kewujudan kita? Mengapa kita harus bergantung pada orang lain? Mengapa kita harus menganggap diri kita harus diperhatikan, harus dicintai, harus dipuji sebagai bukti kewujudan kita? Bukankah kita sendiri yang berupaya untuk memperhatikan, mencintai dan memuji kewujudan orang lain sehingga mereka tahu bahawa kita ada? Keajaiban hanya akan muncul setelah kita bekerja keras. Setelah gadis cilik itu membersihkan pinggannya, dan tidak perlu menanti orang lain yang datang membersihkan pinggannya. Gadis cilik itu melihat keajaiban setelah mencuci pinggannya sendiri....

Keajaiban itu sesederhana hidup ini. Hidup yang harus dijalani, saat demi saat, hari demi hari, dijalani dan dinikmati. Dengan mengeluh dan merasa kecewa tanpa berbuat apa-apa, kita hanya akan mendapatkan semakin banyak kekecewaan dan perasaan putus asa pun kian dalam. Dan keajaiban yang kita harapkan semakin menjauh dari kita. Dengan matanya yang berpinar indah, gadis cilik itu itu memandang pinggan makan yang kini berkilau bersih setelah dia mencucinya. Inilah keajaiban itu. Inilah kegembiraan baginya. Dia tidak menunggu seseorang datang dan membersihkannya. Lalu akan merasa kecewa dan sakit hati jika ternyata tak ada yang mahu membantunya untuk mencuci pinggannya sendiri. Tidak. Dia bekerja sendiri. Dia berusaha sendiri. Dan menikmati hasilnya sendiri. Keajaiban ada setelah dia mencuci piringnya. Dan dia menikmatinya.